Feb 29, 2016

Sebab Terjadinya Cedera Pada Bahu dan Cara Penanganannya

Sebab Terjadinya Cedera Pada Bahu dan Cara Penanganannya. Cedera pada bahu sering disebabkan karena terlalu lelah dan sering terjadi pada tennis, badminton, olahraga lempar dan berenang (internal violence). Cedera ini juga disebabkan oleh external violence akibat body contact sports, misalnya : sepakbola, rugby dan lain-lain. 



Macam-macam cedera bahu, sebagai berikut :

Luksasio/Subluksasio dari Artikulasio Humeri.

Pada sendi bahu sering terjadi luksasio/subluksasio karena sifatnya globeida (kepala sendi yang masuk ke dalam mangkok sendi kurang dari separuhnya). Cedera pada sendi bahu ini sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan atau body contact sports, kita harus memperhatikan bahwa sendi bahu sangat lemah, karena sifatnya globoidea dimana hanya diperkuat oleh ligamentum dan otot-otot bahu saja.

Tanda-tanda luksaksio antara lain : lengkung bahu hilang; tidak dapat digerak-gerakkan; lengan atas sedikit abduksi; lengan bawah sedikit supinasi.

Luksaksio/Sublusaksio dari Artikulasio Akromio Clavicularis.

Sendi akromio clavicularis kerap kali mengalami cedera karena jatuh atau dipukul pada ujung bahu. Cedera ini sering terjadi pada penunggang kuda, pemain rugby atau sepakbola. Jika cedera ini terbatas pada robeknya ligamentum akromio clavicularis, maka terjadi sub luksasio/dislokasi sebagian.
Jika ligamentum akromio clavicularis dan ligamentum coraco clavicularis terputus, maka tejadilah luksasio atau dislokasi total. Pada keadaan luksasio/subluksasio dari sendi ini, maka dapat kita raba terangkatnya ujung klavikulare bagian akromion lebih tinggi. Bila cedera sudah berlangsung lama, pembengkakan sudah terjadi, maka ujung kavikulare sukar teraba.


Subdeltoid Bursitis.

Disini sendi bahu dapat berfungsi dengan gerakannya yang halus karena adanya bursa subdeltoid dan bursa ini dapat meradang. Bursa mukosa subdeltoid ini memberi pelicin pada tendo yang berjalan pada atap bahu. Kalau bursa ini cedera, maka akan sedikit membengkak dengan bertambahnya cairan sinova dan pada gerakan terasa nyeri, biasanya cedera ini terjadi karena pukulan langsung pada bahu, misalnya pada body contact sport (frozen shoulder).
Strain Dari Otot-Otot Atap Bahu (Rotator Cuff).

Istilah rotator cuff ini dipergunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus. Ini dibentuk dengan bersatunya tendo-tendo atap bahu. Keempat tendo tersebut ialah : m. supraspinalis, m. infraspinatus, m. teres minor, m. subskapularis.Pada cedera bahu yang paling sering kena adalah tendo supraspinatus. Biasanya terjadi karena tarikan yang tiba-tiba, misalnya : jatuh dengan tangan lurus atau abduksi yang tiba-tiba melawan beban berat yang dipegang dengan tangan.

Tanda-tanda cedera bahu adalah pemain mengeluh nyeri di ujung bahu. Kalau penderita menaikkan lengan ke samping setelah 45º pertama, penderita mulai merasa sakit, lebih-lebih setelah lengan lebih tinggi. Tetapi rasa sakit berkurang lagi setelah lewat 120º.
 
Swimmer’s Shoulder.

Swimmer’s Shoulder yaitu cedera yang dapat timbul pada cabang olahraga polo air/renang. Cedera yang terjadi pada cabang olahraga renang sangat sedikit, paling-paling kejang otot, sprain (cedera ligamen) dan strain (cedera otot maupun tendo), tetapi karena polo air termasuk body contact sport, maka kemungkinan cedera akan lebih banyak.

Pada cabang olahraga renang, terkenal adanya cedera yang disebut Swimmer’s Shoulder, yaitu nyeri di daerah bahu karena terlalu banyak dipakainya persendian bahu tersebut (over use). Nyeri bahu ini disebabkan karena tersentuhnya/tergeseknya tendo-tendo dari otot-otot yang terdapat pada atap bahu, terutama otot supraspinatus.

Tanda-tanda Swimmer’s Shoulder: Nyeri di daerah bahu, terutama terjadi di daerah bahu depan atau samping. Nyeri akan timbul pada pergerakan bahu ke belakang (mendayung).
 

Terapi cedera bahu 

Terapi yang dilakukan pada cedera bahu ini ialah melakukan massage (pijatan) dengan manipulatif berupa: friction (menekan), effleurage (menggosok) menggunakan ibu jari dan traksi (penarikan) pada bagian sendi bahu. Untuk friction dilakukan seandainya cedera itu mengalami pembengkakan.

Standar gerakan bahu
  1. Bisa melakukan gerakan fleksi dan ektensi dari aksis sendi bahu tanpa nyeri dan kaku. 
  2. Bisa melakukan gerakan abduksi dan adduksi dari aksis sendi bahu tanpa nyeri dan kaku. 
  3. Bisa melakukan gerakan rotasi dari aksis sendi bahu tanpa nyeri dan kaku.

Artikel Terkait