Feb 29, 2016

Sebab Terjadinya Cedera Pada Leher dan Cara Penanganannya

Sebab Terjadinya Cedera Pada Leher dan Cara Penanganannya. Cedera pada leher sangat jarang terjadi, biasanya disebabkan karena aktivitas fisik yang melibatkan seluruh anggota tubuh atau posisi yang salah pada saat tidur juga adanya hentakan yang keras terhadap tulang vertebrae pada cervicalis di leher. 


Gejala-gejala yang timbul pada cedera leher sebagai berikut:
  1. Nyeri di leher/tengkuk yang ada kaitannya dengan salah satu bangunan peka nyeri yaitu radiks servikalis yang berada antara dataran sendi dengan dataran sendi lainnya yang disambungkan dengan ligamentum interspinosum. 
  2. Servikalis syndrom adalah sindrom atau keadaan yang ditimbulkan oleh adanya iritasi atau kompresi pada radiks saraf servikal yang ditandai dengan adanya rasa nyeri pada leher yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai dengan radiks yang terganggu. 
  3. Rasa nyeri yang dijalarkan tersebut disebut nyeri radikuler, artinya bahwa rasa nyeri tersebut berpangkal pada tempat perangsangan dan menjalar ke daerah persarafan radiks yang terkena. Di bidang kedokteran hal ini disebut dengan HNP ( Hernia Nucleus Pulposus).  
  4. Timbulnya tanda-tanda inflamasi/peradangan pada cedera leher berupa: color (panas), rubor (merah), dolor (nyeri), tumor (bengkak) dan fungsiolesi (tidak dapat digunakan lagi) pada kulit dan muscel (m. splenius capitis, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius) dengan dilakukan perabaan, dilihat dan ditekan dibagian cedera leher tersebut.
Terapi cedera leher

Terapi yang dilakukan pada cedera leher ini ialah melakukan massage (pijatan) dengan manipulatif berupa: friction (menekan), effleurage (menggosok) menggunakan ibu jari dan traksi (penarikan) pada bagian vertebrae cervic leher. Untuk friction hanya dilakukan seandainya cedera itu mengalami pembengkakan.

Standar gerakan leher
  1. Bisa melakukan gerakan menoleh ke kiri dan ke kanan tanpa rasa nyeri dan kaku. 
  2. Bisa melakukan gerakan miring ke kiri dan ke kanan tanpa rasa nyeri dan kaku. 
  3. Bisa melakukan gerakan menunduk dan menengadah tanpa rasa nyeri dan kaku. 
  4. Bisa melakukan gerakan rotasi tanpa rasa nyeri dan kaku.

Artikel Terkait