Jaman kecil dulu saya sangat sering nonton TV, jika diprosentasekan nonton TV dibandingkan belajar lebih didominasi dengan nonton TV. Seiring bertambahnya usia, semuanya berubah. Meluangkan waktu untuk nonton TV sekarang sangatlah susah karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
Terkadang saya juga kangen pengen nonton TV, sekedar pengen tahu berita terbaru yang lagi ngehit. Setahu saya TV adalah salah satu media untuk mendapatkan informasi dengan mudah. Walaupun sekarang sudah banyak cara untuk update informasi, selain lewat TV.
Tapi ada saja hal-hal yang bikin ngerasa gak enak, menyebalkan dan kesel saat saya sudah ngerasa horni banget pengen nonton TV. Kenikmatan menonton TV malah gak bisa saya rasakan.
Banyak Program TV yang Gak Jelas
Sekarang ini banyak stasiun televisi yang menyiarkan acara-acara yang gak jelas. Dari konsepnya yang saya rasa membingungkan. Banyak reality show yang lebay dan terlalu maksa. Dari acara musik, yang ditonjolkan bukan musiknya. Didominasi lawakan gak jelas oleh pembawa acaranya.
Ada juga program yang membantu pasangan putus. Ini juga gak kalah tragis, mau putus saja dibuatkan program kusus. Lama-lama orang yang mau cerai juga akan dibuatkan program kusus dan ditayangkan di TV.
Jaman dulu program masak gak seekstrim sekarang, penonton lebih fokus kepada chefnya yang seksi dari pada fokus dengan apa yang dia masak.
Berebut Remot TV
Di rumah ada salah satu anggota keluarga yang berkuasa soal remot. Perempuan yang biasa di panggil ibu adalah penguasa tetap remot TV. Begitu juga di rumah saya, itri saya adalah orang yang paling berhak untuk mengamankan remot TV.
Makhluk satu ini memang sudah gak bisa diganggu gugat soal acara TV, apalagi yang bikin enek adalah yang ditonton sinetron.
Remot TV-nya Hilang
Kalau dibutuhkan ngilang tapi kalau gak dibutuhkan suka muncul seenaknya. Ya, itulah remot TV. Barang satu ini memang sering bikin kita kesel banget karena hobinya ngilang. Atau bisa jadi remotnya di umpetin sama “sang penguasa”. Jika ada keberanian lebih cobalah untuk menanyakannya.
Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika kita berani menanyakannya secara langsung. Kemungkinan pertama, kita akan dibentak. Kemungkinan kedua, kita akan dibentak. Kemungkinan ketiga, kita akan dibentak. Sampai kapanpun saat remot hilang dan menanyakannya pasti akan dibentak. “sang penguasa” gak akan pernah mengakui perbuatannya.
Listriknya Mati
Nah... pernahkah saat pengen nonton TV listiknya malah mati? Padahal remot TV sudah ditangan, pantat sudah mendarat dengan indah di sofa, posisi badan juga sudah sitata sedemikian nyamannya. Eh pas pencet remot, TVnya gak mau nyala. *Banting remot *Pecahin TV *Dilempar penggorengan oleh istri
Masih untung cuma dilempar penggorenannya. Gak diangkat, dibanting, dimasukkan ke dalam penggorengan dan di goreng dadakan di mobil.
Banyak Adegan yang Disensor
Pasti setiap adegan film yang ditonton di TV akan ada bagian yang disensor dan dipotong atau dilewati. Seperti saat merokok, adegan kekerasan, berciuman, kelihatan belahannya. Tapi yang membuat saya bingung adalah saat nonton film india. Sensor untuk para aktrisnya yang hobi menonjolkan belahan malah gak dilakukan.
Tujuannya memang baik, tapi sayangnya saya menjadi merasa terganggu. Mungkin jika ingin tidak repot-repot mensensor banyak adegan, mendingan menayangkan film-film yang gak ada adegan bahayanya. Seperti film ... *Mikir... *Masiih mikir... *Tambah mikir keras...
Film yang paling laku adalah film yang banyak sensornya.
Iklan yang Kelewat Lama
Iklan juga mengambil peran yang bisa membuat gak nyaman saat nonton TV. Nonton sepak bola, tiba-tiba iklannya menutupi hampir semua laya TV. Dari minuman berenergi sampai rokok. Maksud saya, ya memang benar mungkin menjadi sponsor utama tapi gak perlu lebay juga kali. Ini sama aja nontonin iklannya, bukan nonton bola.
Pemotongan adegan di film juga gak enak banget, serasa gak pas. Jadi seenaknya sendiri, lagi asik-asiknya nonton film malah iklan. Bahkan yang paling gak enak jika volume iklan lebih kenceng dari pada filmnya. Yang nonton jadi gak tenang karena selalu siap-siap mengecilkan volume setiap penayangan iklan.