Sep 26, 2014

Tipe Murid SD yang Ikut Upacara

Dari jamannya saya masih pakai topi dan dasi Tut Wuri Handayani sampai sekarang, kayaknya hari senin masih aja identik dengan kata males. Dari males berangkat sekolah sampai males berangkat kerja.
Buat yang masih sekolah, senin juga identik dengan yang namanya upacara, sengaja saya bold, terus italic, dan nggak lupa saya kasih underline. Karena tulisan ini akan membahas soal Tipe Murid SD Yang Ikut Upacara.

Upacara yang benar seharusnya dilakukan dengan khidmat dan serius. Cuma kalau peserta upacaranya adalah anak-anak SD yang belum tahu gimana cara ngebersihin upil dengan benar, ceritanya mungkin akan berbeda.

Nah... dari pengamatan yang saya lakukan beberapa bulan terakhir terhadap murid-murid SD saya sendiri yang mengikuti upacara dihari senin. Saya menemukan beberapa Tipe Murid SD yang Ikut Upacara dengan tingkah polah yang berbeda-beda.


Tipe Jail
Upacara baru aja dimulai, cuma yang namanya anak-anak SD pastinya nggak ada yang bisa serius. Anak-anak tipe jail ini biasanya langsung menjalankan aksinya dengan lempar batu sembunyi tangan, masukin kerikil kedalam sepatu, saku baju atau saku celana temennya, sampai yang paling ekstrim adalah ngelap tangan bekas ngupil kebaju temennya.
Iya si... berani kotor itu baik.
Kejadian seperti ini benar-benar terjadi, mereka melakukan semua ini dengan muka biasa-biasa aja tanpa ada rasa takut dan berdosa.
Dan kampretnya, kalau saya deketin. Temen yang berdiri disampingnya seolah-olah menjadi mata-mata.
Dia selalu bilang kayak gini “Awas Pak Haris kesini”
Inilah tugas mata-mata. Dia sering memberikan informasi yang cepat dan akurat.
Tipe Banyak Bicara
Biasanya murid perempuanlah yang identik dengan cerewet dan bawel. Itu bisa terlihat sampai mereka dewasa nanti, bahkan setelah menyandang status emak-emak.
Bawelnya udah masuk tingkat dewa.
Cuma pas upacara ngerumpi udah jadi menu wajib bagi semua siswa. Dari siswa laki-laki sampai perempuan, semuanya ngerumpiin hal-hal yang mereka anggap penting.
Bahas dikasih uang saku berapa tadi pagi, semalem nonton GGS apa nggak, minta contekan PR, Pak Anas Urbaningrum udah divonis.
Okeh... yang terakhir kayaknya terlalu berat untuk mereka bahas. 
Mereka akan ngobrol sendiri sampai upacara selesai.
BRAVO!!! *Tepuk jidad...
Tipe Nggak Kompak
Murid tipe ini sebenarnya punya motivasi apa, saya juga nggak terlalu paham. Entah itu disengaja atau tidak, tetapi membuat saya agak geli kalau melihat dan mendengar kejadian ketidak kompakan mereka. Biasanya ketidak kompakan ini terjadi saat momen pembacaan teks pancasila. Disaat pembina upacara membaca teks pancasila dan seharusnya semua siswa mengikuti pembinanya, ada aja yang nggak kompak.

Pembina upacara  : “Pancasila”
Siswa kompak : “Pancasila”
Siswa nggak kompak : “Sila” Yang terdengar telat dengan kata terakhirnya aja.

Pembina upacara : “Satu”
Siswa kompak : “Satu”
Siswa nggak kompak : “Tu” Lagi-lagi yang terdengar telat dan kata terakhirnya aja. Dan ini akan terjadi sampai sila yang ke-5.
Tipe Pelupa
Senin ini lupa nggak bawa topi, setelah diberi peringatan senin depannya bawa topi. Tapi nggak bawa dasi, dan dapet peringatan lagi.
Malah berangkat pakai seragam pramuka, kesabaran saya sudah habis untuk memperingatkan tipe murid yang pelupa kayak gini.

Saya panggil dan saya tanya “Kenapa pakai pramuka?”
“-__- Hari ini hari jum’at Pak”
“0_0” Kabur, masuk lubang jamban.

Itulah beberapa Tipe Murid SD Yang Ikut Upacara, walaupun mungkin kejadian ini juga akan terjadi pada anak-anak SMP dan SMA saat upacara hari senin.
Cuma kalau yang melakukan anak SD dan kita melihatnya dari sisi yang berbeda, pasti akan terlihat lucu. 

Artikel Terkait