Mar 11, 2015

Stop Kekerasan Anak Di sekolah

Ketika sekolah dulu pernah diajar sama guru yang killer? Seperti apa rasanya? Pasti rasanya campur aduk, ada rasa dendam, jengkel, kesel, atau malah terasa biasa-biasa aja karena sudah menjadi hal yang biasa.

Sebetulnya kekerasa dalam bentuk apapun terhadap murid tidak pernah dibenarkan karena akan menimbulkan pengaruh psikologis untuk anak-anak. Banyak guru yang berpikir budaya kekerasan akan membuat anak jadi jera dan menurut.

Bisa dilihat dari berita-berita yang ada, seorang guru memukul murid. Alasannya murid yang bandel, gak mengerjakan tugas, tidak bisa menghafal suatu pelajaran, malas belajar, lamban, membolos. Perilaku tidak disiplin menjadi alasan guru untuk melakukan kekerasan terhadap murid.

Tetapi lucunya banyak guru yang tidak pernah tahu, kenapa murid bertindak tidak disiplin. Apa keluhan murid-murid? 

Saya pernah ngobrol dengan alumni murid SD yang dulunya pernah saya ajar. Dia punya penilaian tersendiri bagaimana cara mengajar gurunya dulu saat di SD. Yang paling mencengangkan dia mengungkapkan kalau ada beberapa guru yang tidak dia sukai. Alasannya karena pilih kasih, tidak kompeten, kaku, sering marah, menerapkan disiplin yang berlebihan kepada siswa.

Yang lucunya kalau murid datang terlambat pasti akan dihukum, tapi gurunya sendiri juga sering terlambat.

Guru mengajarkan disiplin, tapi masih sering tidak disiplin sendiri. Melarang muridnya merokok, tapi malah merokok didepan murid-muridnya. Guru meminta dihormati, tapi mereka masih sering mempermalukan muridnya.

Walaupun bisa dibilang semua guru tidak seperti ini, cuma gara-gara oknum kayak gini profesi guru menjadi sorotan. Saya jadi berpikir kalau beberapa tahun kedepan anak-anak sudah tidak mau lagi bercita-cita menjadi guru. Mereka menganggap profesi guru sama kayak monster.


Atau yang paling menyedihkan ketika saya pergi dan ketemu orang dijalan, dan kita ngobrol-ngobrol.
“Kerja dimana Bro?”
“Ngajar olahraga di SD.”
“Owh... guru ya. Udah pernah masuk penjara berapa kali? Udah pernah mukul murid? Kok gak bawa kayu? Itu tangan udah dapet berapa kepala?”
“-_-“

Memang perlu perhatian dari berbagai pihak. Bagaimana cara menarik perhatian murid, melakukan pendekatan secara persuasif, selalu proaktif, reaktif, atraktif, dan efektif. Apapun cara yang dipakai, guru sendirilah yang menjadi metodenya. Karena guru akan menjadi teladan murid-muridnya.

Sumber gambar : Google

Artikel Terkait